Setiap ibu hamil pasti ingin menjalani masa kehamilannya dengan normal dan sehat. Namun, ada saja masalah yang mungkin terjadi pada kehamilan, salah satunya hamil di luar kandungan. Lantas, apa yang menyebabkan terjadinya hamil di luar kandungan? Simak informasi selengkapnya dalam artikel Medikacare berikut ini.
Hamil di luar kandungan atau kehamilan ektopik, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi berkembang di luar rahim. Normalnya, sel telur akan bergerak dari ovarium melalui tuba falopi, kemudian menempel di dinding rahim untuk berkembang menjadi janin. Pada hamil di luar kandungan, sel telur justru menempel di tempat lain, misalnya pada tuba falopi, ovarium, atau leher rahim
Pada awal masa kehamilan, hamil di luar kandungan akan terlihat seperti kehamilan normal pada umumnya. Akan tetapi, ada beberapa karakteristik dari hamil di luar kandungan, yakni tidak adanya siklus menstruasi (amenorrhea), terjadi pendarahan ringan pada vagina, dan nyeri di salah satu sisi perut.
Ragam penyebab hamil di luar kandungan
Penyebab utama dari hamil di luar kandungan adalah ketidakmampuan sel telur untuk mencapai dan menempel pada dinding rahim. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi:1. Kondisi tuba falopi yang abnormal
Beberapa kondisi tertentu, seperti radang panggul, endometriosis, dan penyakit menular seksual (PMS), dapat memicu peradangan pada tuba falopi. Kondisi tersebut mencegah sel telur untuk mencapai rahim, sehingga sel telur tidak dapat menempel pada dinding rahim. Penyempitan atau penyumbatan pada tuba falopi juga dapat menyebabkan sel telur tidak dapat mencapai rahim.2. Masalah hormon
Gangguan hormonal, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau gangguan tiroid dapat memengaruhi produksi hormon estrogen dan progesteron yang diperlukan untuk proses pembuahan dan implantasi sel telur pada dinding rahim.3. Adanya kelainan pada rahim
Kelainan pada rahim, seperti septum uteri, fibroid, atau anomali bawaan dapat menghalangi sel telur untuk menempel dan berkembang di dalam rahim.5. Faktor usia
Semakin tua usia seorang wanita, semakin besar pula risiko terjadinya hamil di luar kandungan. Ini karena tuba falopi dan dinding rahim mengalami perubahan saat penuaan yang dapat memengaruhi kemampuan sel telur untuk berkembang di dalam rahim.6. Penggunaan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi seperti, spiral intrauterin (IUD) atau alat kontrasepsi jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya hamil di luar kandungan. Namun, risiko ini relatif kecil dan lebih rendah daripada risiko kehamilan yang tidak diinginkan.7. Riwayat hamil di luar kandungan pada kehamilan sebelumnya
Seorang wanita yang pernah mengalami hamil di luar kandungan pada kehamilan sebelumnya memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kondisi serupa pada kehamilan berikutnya.8. Fertilisasi In Vitro (IVF)
Wanita yang menjalani prosedur fertilisasi in vitro (IVF) atau prosedur untuk menanganai masalah kesuburan berisiko lebih tinggi untuk mengalami hamil di luar kandungan.Hamil di luar kandungan dapat menyebabkan penderitanya mengalami rasa nyeri di area perut atau panggul, perdarahan, pusing, hingga kehilangan kesadaran. Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut selama kehamilan, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan menghindari komplikasi yang lebih serius pada kehamilan.